Batu Bacan
By online course 11:41 PM Batu Bacan
Batu bacan memiliki keunikan yang dipercaya memiliki unsur magis ,
sekarang ini tengah melejit keberadaanya. Sebutan lain dari batu bacan
adalah batu giok dari Indonesia yang semakin hari semakin dicari bahkan
sampai ke luar negeri.
Mata pencaharian masyarakat di pulau Kasiruta sebagai petani yang pergi ke kebun mencari damar. Kadang mereka menemukan batu bacan di sungai atau erosi (gunung yang longsor). Petani yang menemukan batu bacan biasanya menukar batu bacan dengan barang-barang sembako. Pada tahun 1990an batu bacan berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama kali dibeli oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar Rupiah pada masa itu sebesar 7 juta ).
Bapak pemilik batu bacan bernama Anongko Golf tinggal di desa Palamea, pulau Kasiruta di sebelah barat. Sekarang desa Palamea sudah menjadi ibukota kecamatan Bacan Barat. Pembelian oleh orang singapura dengan harga batu bacan yang masa itu cukup tinggi menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara.
Selesai kerusuhan, sekitar tahun 2005 batu bacan mulai banyak peminat. Pembeli yang sangat berminat dengan batu bacan adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Mereka membeli batu bacan dengan warna hijau dan biru. Warna yang sangat digemari dan sangat mahal adalah warna hijau dan biru.
Batu bacan warna merah juga mereka cari tetapi sangat sulit didapatkan batu bacan warna merah. Mulai tahun 2009 sampai sekarang, pembeli suku Tionghoa dari Jakarta dan Luar Negeri datang langsung membeli bongkahan batu bacan ke lokasi penambangan di pulau Kasiruta dengan harga yang sangat mahal hingga ratusan juta lebih. Sekarang ini, bongkahan batu bacan sudah sulit didapat.
Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi. Penambang batu bacan selain penduduk lokal, ada juga yang berasal dari Manado, tetapi mereka tidak bertahan lama karena ongkos hidup penggalian sangat besar dan medan/ lokasi penambangan sangat sulit. Ada penambang batu bacan yang meninggal jatuh korban karena tertimpa batu, tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.
Muncul jenis yang lain yaitu batu bacan obi yang tidak mengalami perubahan warna sampai kapanpun. Sudah begitu batu obi lebih keras dari pada batu bacan yang mudah retak setelah mencapai proses yang sempurnah. Yang lagi ramai di perbincangkan yaitu “King Obi” yang memiliki kombinasi warna yang berbeda dari satu bongkahan batu. Sebagaimana warnah gelang di atas yang terdiri dari 3 warnah namun berasal dari 1 bongkahan batu. Unsur pembentuknya sangat bergantung pada warna dasar (unsur mineral pembentuknya), seperti warna kuning dari mineral citrine, merah dari mineral limonite, dll. Semakin banyak mineral/unsur pengotor (nutrien), maka makin banyak warna yang terbentuk dalam satu bongkahan batu (merah, orange, kuning, ungu, putih dll). “King Obi” (Yellow King, Red King, Orange King dan White King) menjadi lebih mahal dari Bacan Palamea dan Doko untuk ukuran satu mata cincin. Nama “King Obi” khusus untuk permata batu bacan warna merah, kuning, orange dan putih kekuning-kuningan selain memiliki tingkat kristal yang relatif tinggi, juga memiliki star. Karena kekhasan/keunikannya tersebut, Nama “King Obi” diperkenalakan pertama kali oleh bapak Asmar H. Daud, seorang penemu, pengrajin sekaligus kolektor “king Obi” di Ternate, Maluku Utara.
Semoga artikel tentang keunikan dan berharganya batu bacan ini dapat mengobati penasaran anda tentang batu bacan yang kami dapat dari http://gunawancavalera.com/batu-bacan.html .
Bahan Batu Bacan
Batu Bacan – menurut kabar yang diterima Batu Bacan merupakan batu mulia yang hidup. Itu dikarenakan warna batu Bacan yang berubah-rubah (masih proses). Batu Bacan yang tidak berubah lagi disebut SUPER dan Batu Bacan yang SUPER lebih transparan jika disinari dengan senter atau semacamnya. Warnah batu bacan dapat berubah tidak menentu dan sulit diperkirakan. Dalam Batu bacan mengandung Mineral CRYSOCCOLLA. Chrysocolla berasal dari Bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu Chryso (emas) dan Colla (lem). Dinamakan Chrysocolla karena dulunya mineral ini banyak digunakan oleh tukang emas untuk bahan soldier/patri. Di Romawi perekat yang terbuat dari Chrysocolla disebut santerna yang digunakan untuk mengelas/menyambung/menempelkan keping – keping emas. Istilah penyebutan Chrysocolla pertama digunakan oleh seorang filsuf sekaligus ahli botani Yunani yang bernama Theophratus pada tahun 315 sebelum masehi.Sejarah Batu Bacan
Batu bacan sudah dikenal sejak tahun 1960an. Batu bacan terdapat di pulau Kasiruta bukan pulau Bacan, karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, pulau Bacan maka batu tersebut dinamai batu bacan. Pada masa itu, jenis batu bacan yang digemari masyarakat adalah warna hati hiu, kembang super dan warna biru.Mata pencaharian masyarakat di pulau Kasiruta sebagai petani yang pergi ke kebun mencari damar. Kadang mereka menemukan batu bacan di sungai atau erosi (gunung yang longsor). Petani yang menemukan batu bacan biasanya menukar batu bacan dengan barang-barang sembako. Pada tahun 1990an batu bacan berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama kali dibeli oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar Rupiah pada masa itu sebesar 7 juta ).
Bapak pemilik batu bacan bernama Anongko Golf tinggal di desa Palamea, pulau Kasiruta di sebelah barat. Sekarang desa Palamea sudah menjadi ibukota kecamatan Bacan Barat. Pembelian oleh orang singapura dengan harga batu bacan yang masa itu cukup tinggi menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara.
Selesai kerusuhan, sekitar tahun 2005 batu bacan mulai banyak peminat. Pembeli yang sangat berminat dengan batu bacan adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Mereka membeli batu bacan dengan warna hijau dan biru. Warna yang sangat digemari dan sangat mahal adalah warna hijau dan biru.
Batu bacan warna merah juga mereka cari tetapi sangat sulit didapatkan batu bacan warna merah. Mulai tahun 2009 sampai sekarang, pembeli suku Tionghoa dari Jakarta dan Luar Negeri datang langsung membeli bongkahan batu bacan ke lokasi penambangan di pulau Kasiruta dengan harga yang sangat mahal hingga ratusan juta lebih. Sekarang ini, bongkahan batu bacan sudah sulit didapat.
Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi. Penambang batu bacan selain penduduk lokal, ada juga yang berasal dari Manado, tetapi mereka tidak bertahan lama karena ongkos hidup penggalian sangat besar dan medan/ lokasi penambangan sangat sulit. Ada penambang batu bacan yang meninggal jatuh korban karena tertimpa batu, tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.
Jenis Batu Bacan
Umumnya batu bacan ada 2 macam yaitu Bacan Dako dan bacan Palamea cara membedakannya yaitu bila kehijauan, berarti bacan doko, sedang kan warna kebiruan adalah bacan pala mea. Nama Palamea dan Doko sendiri adalah nama desa yang terdapat di pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu bacan yang lumayan banyak. Ada juga beberapa daerah di pulau itu juga menghasilkan batu bacan seperti desa Imbu-imbu dan desa Besori.Muncul jenis yang lain yaitu batu bacan obi yang tidak mengalami perubahan warna sampai kapanpun. Sudah begitu batu obi lebih keras dari pada batu bacan yang mudah retak setelah mencapai proses yang sempurnah. Yang lagi ramai di perbincangkan yaitu “King Obi” yang memiliki kombinasi warna yang berbeda dari satu bongkahan batu. Sebagaimana warnah gelang di atas yang terdiri dari 3 warnah namun berasal dari 1 bongkahan batu. Unsur pembentuknya sangat bergantung pada warna dasar (unsur mineral pembentuknya), seperti warna kuning dari mineral citrine, merah dari mineral limonite, dll. Semakin banyak mineral/unsur pengotor (nutrien), maka makin banyak warna yang terbentuk dalam satu bongkahan batu (merah, orange, kuning, ungu, putih dll). “King Obi” (Yellow King, Red King, Orange King dan White King) menjadi lebih mahal dari Bacan Palamea dan Doko untuk ukuran satu mata cincin. Nama “King Obi” khusus untuk permata batu bacan warna merah, kuning, orange dan putih kekuning-kuningan selain memiliki tingkat kristal yang relatif tinggi, juga memiliki star. Karena kekhasan/keunikannya tersebut, Nama “King Obi” diperkenalakan pertama kali oleh bapak Asmar H. Daud, seorang penemu, pengrajin sekaligus kolektor “king Obi” di Ternate, Maluku Utara.
Kegunaan Batu Bacan
Berbicara mengenai kegunaan batu bacan yang asli dimana semua batu mempunyai banyak sekali khasiat membuat orang terlihat mempesona namun dibalik itu terdapat juga khasiat dari batu bacan ini jika dipandang dari segi spritual. Batu bacan dipercaya berkhasiat untuk Membuka aura baik dalam diri kita, Pengasihan, Menolak balak, Berwibawa setiap orang memakai batu bacan.Harga Batu Bacan
Seperti batu mulia lainnya, batu bacan ini juga memiliki harga yang tidak bisa ditafsir karena tergantung dari keadaan batu itu tersebut, karena bacan mengalami pemrosesan warna, dari buram ke warna bening. Semakin bening, semakin mahal harganya. Untuk ukuran 3 krat saja dihargai Rp 2 juta dan ukuran 50 krat Rp 15 juta. Mungkin dengan sedikit search dengan keyword harga batu bacan di google, anda akan menemukan specifik harga yang pas.Semoga artikel tentang keunikan dan berharganya batu bacan ini dapat mengobati penasaran anda tentang batu bacan yang kami dapat dari http://gunawancavalera.com/batu-bacan.html .
0